Cintailah dengan sewajarnya. Kita tidak boleh mencintai secara berlebihan. Karena cinta berlebihan dapat memunculkan harapan kosong. Rasulullah SAW bersabda:
Orang Awam
Hanya orang awam biasa yang berusaha menjadi pribadi yang bijak
Jumat, 01 Februari 2019
Kesalahan Persepsi Umum tentang Cinta
Cintailah dengan sewajarnya. Kita tidak boleh mencintai secara berlebihan. Karena cinta berlebihan dapat memunculkan harapan kosong. Rasulullah SAW bersabda:
Minggu, 27 Januari 2019
Sang Kufur Nikmat dan Sang Penerawang
Pemuda : Wahai penerawang. Umur saya hampir 30 tahun namun saya belum kuliah dan belum juga mendapat jodoh. Tolong berikan saya saran agar saya dapat kuliah dan mempunyai jodoh yang cocok untuk saya.
Kemudian Sang Penerawang itu melihat ke dalam Pemuda itu. Sang Penerawang kaget sekali dengan penglihatannya.
Penerawang : Oh pemuda. Mengapa kamu datang kepada saya? Seharusnya kamu tidak datang kemari
Pemuda itu kaget. Pemuda pun bertanya kepada Sang Penerawang. Awalnya Sang Penerawang enggan memberi tahu. Akhirnya hatinya luluh untuk bercerita.
Penerawang : Mengapa permintaanmu aneh sekali? Aku tidak enak menceritakan ini tapi karena kamu terus meminta, baiklah. Aku menceritkannya agar kau mendapat hikmah. Setelah ini aku harap kau sendiri yang melihatnya.
Penerawang : Kamu memang ditakdirkan tidak kuliah. Bukan berati kamu bodoh. Namun ada hal lain. Kau tahu, dirimu sangat mudah dipengaruhi orang lain. Sewaktu kamu masih sekolah, kamu nyaris mengikuti kelompok orang-orang yang tidak baik. Kamu tidak menyadarinya. Jika kamu kuliah, akan banyak teman-temanmu yang mengajakmu kembali ke lembah hitam itu lagi karena sebelumnya kamu pernah diajak. Kamu tidak akan bertahan lama dalam kuliahmu karena kamu sibuk mengurusi hal-hal yang gelap. Sebagai gantinya, kamu diberi keterampilan semenjak sekolah sehingga saat lulus sekolah kamu langsung bekerja di perusahaan terbesar di negeri ini. Lihatlah, betapa banyak orang yang melamar ke perusahaan kamu bahkan ada lulusan sarjana juga. Hanya saja kamu tidak menyadarinya.
Pemuda : Engkau benar Sang Penerawang, dulu saya pernah nyaris masuk aliran sesat. Namun tidak jadi karena pada saat itu tiba-tiba mendapat penyakit berbahaya dan cukup lama saat itu.
Penerawang : Masalah jodoh, kau tahu, jodohmu adalah seseorang yang sangat bijaksana. Gadis ini sangat jarang ditemukan di zaman sekarang. Dialah yang akan memberikan petunjuk untuk lingkungannya yang tidak mau berdamai. Dialah yang akan menasehatimu dengan kelembutannya. Saat ini dia sedang ditempa agar dia terus memperbaiki diri. Saat dirinya sudah siap, dia akan datang kepadamu secara alamiah. Atau mungkin kamulah yang akan mendatanginya secara alamiah. Doakan saja dia agar kamu segera bertemu dengannya.
Pemuda : Kalau boleh tahu, ciri-ciri jodoh saya seperti apa?
Penerawang : Hatimu yang tahu. Kamu akan tau sendiri jodohmu yang mana saat kamu tidak sibuk memikirkannya.
Penerawang : Saya banyak bertemu dengan orang sepertimu. Banyak orang datang kepadaku meminta ini itu namun sesungguhnya itulah yang terbaik untuknya. Hanya saja dia tidak pernah melihat jauh ke dalam dirinya. Hanya sibuk menggerutu mengapa hidupnya seperti itu. Kamu boleh bersedih dengan semua takdirmu, tapi cukuplah sebagai reaksi sementara saja. Setelah itu kosongi semua pikiran yang jelek dan noda di dalam hatimu. Nantinya dengan kekuatanmu kau dapat memanggil jodoh dan rezekimu. Aku sangat iri padamu karena hidupmu selalu dilindungi oleh Sang Pencipta. Sekarang kau boleh pergi dan jangan lupa berterima kasih kepada Penciptamu.
Setelah itu Pemuda itu pulang kemudian dia menjadi pribadi yang sangat menikmati kehidupannya.
Minggu, 30 Desember 2018
Untuk Kalian yang Dikhianati Seseorang
Ketika kita mengalami kejadian ini yang harus kita lakukan adalah :
1. Introspeksi
Mengapa hal ini perlu dilakukan? Bisa jadi awalnya dia memang ada niatan untuk memenuhi janjinya. Namun, karena sikapmu yang kurang enak baginya maka dia tidak yakin jika janjinya bisa dilakukan bersamamu. Contohnya, ketika kamu kolaborasi suatu proyek bersama si A, si A sudah mantap mau melakukan proyek ini itu dalam hatinya namun karena kamu terlalu banyak marah padanya akhirnya dia capek mendengar ocehanmu lalu dia pergi meninggalkanmu. Coba ingat-ingat lagi. Jika itu murni kesalahanmu kamu harus meminta maaf padanya. Tapi jika kamu telah yakin tidak berbuat kesalahan sama sekali kepada si A, si A kurang layak untuk diberi kepercayaan lagi.
2. Bersyukur
Iya bersyukur. Mungkin ini terlalu klise untuk orang seperti kita yang banyak tuntutan (wkwkwk). Dibalik semua kejadian ini, kita harus bersyukur karena kita didatangkan seseorang untuk mengambil pelajaran hidup darinya. Darinya kita bisa belajar sabar lebih banyak. Jika kamu bertemu orang seperti ini lagi di kemudian hari (naudzubillah min dzalik) kamu tidak terlalu ambil pusing dan segera mencari solusi ketimbang kebanyakan ngedumel sendiri.
3. Maafkan
Lha ini tipsnya aneh lagi. Kenapa kita harus memaafkannya? Karena percuma juga kamu terus menyimpan rasa dendammu padanya. Sesungguhnya jika kamu sedang marah maka energimu cepat terbuang daripada bahagia. Terima saja semua kesalahan dia dan maafkan sebelum dia meminta maaf. Jika kamu terus cemberut orang-orang di sekitarmu akan menghindarimu karena mereka takut melihat wajahmu.
4. Bangun dari Awal
Jika kamu masih yakin orang yang menghianati kamu akan berubah, temui dia dan buat komitmen baru lebih matang. Jika kamu tidak yakin carilah orang lain yang benar-benar teruji kepercayaannya. Semuanya tergantung kamu. Jika kamu harus tetap bersamanya, tandanya ada yang yakin sama kamu bahwa kamu dapat mengatasinya.
5. Percaya bahwa Semua Akan Berlalu
Tidak usah terlalu lama merasa kesal karena semuanya akan berlalu. Waktulah yang akan menjawab. Suatu hari nanti kamu akan melewati semua kejadian ini lalu kamu berterima kasih pada diri sendiri karena kamu dapat mengatasinya. Kamu juga akan berterima kasih kepada Tuhan karena kamu dibantu oleh-Nya untuk mengatasi semua masalah ini. Pada akhirnya kamu tetap dapat menjalani semuanya dengan wajah tersenyum.
Apakah kita tidak boleh berharap kepada manusia?
Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Jika kamu memilih untuk berharap maka kamu akan mengalami kejadian yang serupa. Bila kamu memilih tidak berharap maka tidak ada perbedaannya dengan berharap. Kamu bebas untuk memilih. Namun, sebaiknya kamu jangan lupa untuk berharap kepada Sang Maha Pencipta dengan cara agar langkahmu dimudahkan dan tidak ada orang lain lagi yang menghianatimu.
Sabtu, 06 Oktober 2018
MONOKROM KEHIDUPAN
Sabtu, 03 Maret 2018
Sefrekuensi karena Saudara
Saat sesi diskusi masalah-masalah umat di fakultas selama ini, kami sering mengucap kata "aku" dan "saya". Begitu juga saat sesi sharing. Terkadang, panitia sering memancing kami untuk mengatakan yang terlarang tersebut. Alhasil, kami mendapat hukuman push up 201x (ini serius ya). Hukuman ini akumulasi dari penggunaan kata terlarang tersebut dan beberapa kesalahan klasik lainnya.
Sewaktu saya kembali ke Solo, saya masih terngiang-ngiang acara melelahkan nan seru tersebut. Saya teringat kata salah satu panitia "Kalian itu bukan bersepuluh (saat itu yang ada 10 orang) tapi kalian satu". Saya merasa ada kekeluargaan di antara peserta. Terlebih, saya teringat salah satu potongan arti surat At-Taubah : 111 = "Sesungguhnya Allah membeli orang-orang mukmin diri dan harta dengan surga......". Serta potongan ayat berikutnya bahwa salah satu orang mukmin itu adalah orang yang menyeru amal ma'ruf dan mencegah pada yang mungkar.
Ya, tujuan dari acara tersebut adalah selain mempererat ukhuwah kami, kami mendapat motivasi untuk terus bersemangat untuk berdakwah. Hal yang baru aku sadari adalah kami semua mempunyai frekuensi yang sama. Frekuensi untuk saling mengingatkan dan saling motivasi untuk berdakwah di lingkungan kami. Meskipun jalan kami berat, medan tersebut terasa lebih ringan karena kita bergerak bersama-sama. Bersama puluhan mahasiswa dan mahasiswi muslim yang Insya Allah akan mendampingi kami selama satu tahun.
Kab. Klaten, 17-18 Februari 2018
Attiya Nur Amalina
Sekretaris Bidang di suatu lembaga dakwah fakultas dengan tagline "Karena Kita Saudara"
Sabtu, 13 Januari 2018
Tujuan dan Profesionalitas Dalam Berorganisasi
Dua bulan lalu, saya mewawancara beberapa adek tingkat dalam rangka kepanitiaan suatu acara besar. Bisa dikatakan dalam rangka Dies Natalis kampus dengan interval tujuh bulan ke depan. Saat itu saya bertanya alasan mereka. Mereka menjawab ingin mencari pengalaman dan relasi. Apakah alasan mereka salah?
Sebetulnya, alasan tersebut sah-sah saja. Mencari relasi merupakan hal yang baik. Bagaimana dengan mencari pengalaman?
Suatu hari lain, saya bertemu dengan kakak tingkat saya yang sudah banyak seluk beluk di beberapa lembaga. Dia berpesan kepada saya :
"Jangan ikut organisasi hanya sampai event tertentu saja. Ikutlah suatu organisasi untuk bermanfaat kepada orang lain."
Kakak tingkat tersebut mengucapkan hal yang sama yang kedua kalinya kepada saya dan teman-teman saat masa demisioner.
Beberapa bulan lalu, saya bertemu dengan kakak tingkat lain yang juga mempunyai jabatan organisasi yang sangat mantap. Dia berpesan kepada saya :
"Kalian jangan ikut organisasi karena cari pengalaman. Ingat ga pepatah "Jangan bertanya apa yang bisa kamu dapetin dari negaramu. Tetapi bertanya apa yang bisa kamu berikan ke negaramu" "
Sejauh saya mengikuti organisasi selama satu periode dan pengalaman teman-teman di tempat lain, banyak fenomena suatu keaktifan pengurus hanya pada awal saja. Saat mau demisioner banyak anggota yang hilang entah di mana. Entah mereka sudah terlalu jenuh atau punya kesibukan lain (saya adalah salah satunya wkwkwk). Menurut saya, hal ini karena kembali pada tujuan mereka di organisasi atau lembaga. Mereka berfikir ya sudah hanya mencari pengalaman. Sehingga rasa kebermanfaatan di organisasi kurang. Hal ini berpengaruh pada sikap profesional anggota di organisasi. Mereka hanya bekerja maksimal hanya di awal saja.
Maka dari itu, ikut organisasi dengan tujuan mencari pengalaman itu baik. Tetapi, ketika sudah resmi menjadi anggota, pikirkan atau tambahkan lagi tujuan ikut organisasi. Karena untuk bertahan sampai akhir tidaklah mudah :)
Untuk kalian yang berencana ikut organisasi atau lembaga atau UKM atau apapun kegiatannya, ingat kalimat kalimat tadi :
- Jangan bertanya apa yang bisa kamu dapetin dari lembagamu. Tetapi bertanya apa yang bisa kamu berikan ke lembagamu -
(tulisan ini merupakan lanjutan cerita sebulumnya)
Minggu, 22 Oktober 2017
Beberapa Kesalahan dalam Organisasi
1. Miskomunikasi
Miskomunikasi sangat sering terjadi. Hal-hal yang menyebabkan miskomunikasi adalah : tidak terbuka dengan rekan kerjanya, tidak mau memberitahu masalah ke orang lain, kurangnya aktif di organisasi, dan lain-lain. Salah satu cara mencegah miskomunikasi adalah sering diskusi dengan teman kerjanya.
2. Alasan masuk organisasi
Ketika ditanya mengapa masuk organisasi, jawabannya adalah mencari pengalaman/sofskill, agar sibuk, dsb. Alasan-alasan itu tidak salah. Tetapi, jika orang berorganisasi karena pernyataan itu, hasilnya tidak maksimal. Berorganisasi adalah bagaimana kamu menurunkan egomu, mengorbankan waktu dan tenagamu untuk mengabdi. Ulasan lebih jauh akan diceritakan di postingan berikutnya
3. Lari dari tanggung jawab
Banyak orang yang tidak amanah karena ada hal penting lain yang harus diselesaikan. Sehingga, amanah yang sudah diberi dengan sangat yakin itu menjadi sia-sia. Jika hal itu terjadi, sebaiknya kita delegasikan (?) tugas tersebut kepada orang yang kita percaya, namun tidak berarti meninggalkan tanggung jawab. Contoh : seorang ibu yang harus bekerja dari pagi hingga malam. Sehingga, beliau tidak bisa merawat anaknya dengan baik. Akhirnya, Sang Ibu menitipkan anaknya ke saudara terdekat hingga Sang Ibu selesai bekerja.
Orang yang lari dari tanggung jawab merupakan orang yang bermental rendah.
Ciri-ciri yang lari dari tanggung jawab :
a. Melemahkan diri sendiri
b. Sering mengajukan berbagai alasan
c. Suka mencari pembenaran terhadap kesalahan sendiri
d. Beralasan terhadap sesuatu yang penting dengan berbagai kesibukan
e. Sering melemahkan orang lain
f. Sering menyepelekan orang lain
4. Ingin dipahami, bukan ingin memahami
Ada yang mengatakan "Generasi madesu (masa depan suram) adalah generasi yang ingin dipahami, bukan ingin memahami". Hal ini sering terjadi kepada orang yang sangat "nafsu" pada eksistensi. Berambisi menjadi ketua. Padahal, orang yang sukses di organisasi ialah orang yang sangat tulus berbagi melewati organisasi.
Itulah beberapa hal yang sering terjadi dalam suatu organisasi. Terkadang hal-hal ini yang membuat beban bertambah pada rekan organisasi lainnya. Empat poin tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman penulis saat berorganisasi. Semoga postingan ini membuat kita lebih bijak menyikapi masalah-masalah di suatu organisasi.