Senin, 27 September 2010

Kisah Nabi Ayub As, Musa As, dan Isa As.

A. Kisah Nabi Ayub As.

Nabi Ayub adalah anak Ishaq bin Ibrahim. Beliau adalah nabi yang kaya raya. Selain harta, beliau pun dikaruniai putera purteri yang banyak. Hidupnya sangat bahagia. Kebahagian harta tidak membuat Nabi Ayub As. Menjadi angkuh dan sombong. Beliau malah sering menafkahkan hartanya untuk membantu fakir miskin, berbuat baik kepada anak yatim piatu, memuliakan tamu, dan lain sebagainya.

Allah Swt. Sangat menyayangi hamba-Nya yang beriman, tapi dia selalu menguji keimanan seseorang dengan berbagai bentuk. Hal itu menimpa Nabi Ayub As. Dengan Berbagai ujian sebagai tanda bukti kasih sayang Allah untuk mengatuhi ketahanan mental, kesabaran, dan ketenangannya dalam menghadapi segala macam persoalan hidup. Apakah semakin baik atau semakin malah sebaliknya.

Mula-mula Allah Swt. Memberikan ujian kepada Nabi Ayub As. Mengurangkan rezekinya. Sedikit demi sedikit hartanya semakin berkurangsehingga menjadi sangat miskin. Ternyata, menjadi orang yang sangat miskin, tidak menggonyahkan keimanan Nabi Ayub As.

Nabi Ayub tidak tergoda oleh rayuan setan yang mencoba merayu untuk melakukan perbuatan yang dibenci Allah. Allah Swt. Menguji kembali Nabi Ayub As. Dengan mewafatkan seluruh anak-anaknya. Betapa sedihnya bila seorang ayah ditinggal oleh anak-anaknya yang dicintai dan disayangi. Namun tidaklah demikian bagi Nabi Ayub. Cobaan dan ujian tersebut, diterima dengan sabar, iklas dan penuh tawakal. Ternyata, ujian kedua ini pun dapat dilewatinya dengan baik. Kemudian Allah mengujinya kembali kesabaran Nabi Ayub As. Allah mengujinya dengan mendatangkan penykit kulit selama 7 tahun. Penyakit tersebut akan kelihatan sangat menjijikan bagi orang lain yang melihatnya. Seluruh sanak saudara, sahabat, handai taulan,dan tetanggnya menjauhi beliau. Orang yang masih setia dan menunggu dan merawat beliau adalah istrinya.

Walaupun dalam keadaan sakit, beliau tetap menjalan kan ibadah kepada Allah dengan tekun. Sakit yang dialaminya, ternyata tidak menurunkan semangatnya untuk tetap beribadah dan menaati Allah Swt. Semakin berat cobaan, maka akan semakin terlihat mutu hamba tersebut dan semakin tinggi derajatnya disisi Allah Swt.

Isteri Nabi Ayub As. Bernama Rahmah. Beliau adalah seorang isteri yang sangat setia, taat, dan beriman kepada Allah Swt. Kesabaran isteri Nabi Ayub As. Dengan merawat suaminya, membuat setan tidak senang. Setan berupaya mencari jalan agar istri Nabi Ayub As tidak lagi mau merawat serta melayani suaminya yang sedang sakit. Istri Nabi Ayub As lama kelamaan tergoda juga dengan ajakan dan rayuan setan. Ia akhirnya menjadi enggan menunggui dan merawat istrinya lama-lama. Nabi Ayub As rupanya mengetahui bahwa isterinya berbuat hal tersebut. Nabi Ayub menjadi marah dan seraya berkata kepada istrinya bahwa apabila ia sembuh ia akan memukul istrinya seratus kali.

Selama Nabi Ayub menderita penykit kulit kurang lebih 7 tahun, beliau dengan tabah dan sabar menjalani ujian tersebut. Beliau dengan sabar dan penuh ketekunan selalu berdoa kepada kepada Allah untuk kesembuhan penyakitnya.

Allah Swt memperkenankan doa beliau. Allah memerintahkan Nabi Ayub As untuk menghentangkan kakinya di bumi. Beliau menaati perintah itu. Maka keluarlah air dari bekas kakinya. Atas petunjuk Allah Swt., Nabi Ayub kemudian mandi dan minum dengan air itu. Akhirnya beliau sembuh dari penyakitnya dan ia dapat berkumpul dengan keluarganya.

Nabi Ayub telah berjanji, apabila sembuh, ia akan memukul istrinya seratus kali pukul. Tapi Nabi Ayub As tidak jadi memukul istrinya dengan seratus kali pukulan. Sebagai gantinya, Nabi Ayub As mengambil seikat rumput. Kemudian Nabi Ayub memukul istrinya dengan seikat rumput tersebut dengan sekali pukulan.

Sesungguhnya, perilaku istri Nabi Ayub As bukanlah akhlak atau kebiasaan yang jelek yang dimilikinya. Hal tersebut terjadi akibat godaan setan yang berusaha menggoda istri Nabi Ayub As agar tidak mau melayani Nabi Ayub As yang sedang dalam keadaan sakit. Sesungguhnya Allah Maha Penganpun lagi Maha Penyayang.

B. Kisah Nabi Musa As.

Nabi Musa adalah putra Imran bin Qahat bin Lawi bin Yakub. Ibunya bernama Lukabat. Nabi Musa lahir di zaman Raja Fir’aun yang menjadi raja di Mesir. Fir’aun adalah seorang raja yang kejam, dzalim, dan tidak berperi kemanusiaan. Fir’aun mengaku dirinya sebagai Tuhan dan barang siapa yang tidak mau bertuhan padanya, maka orang tersebut akan dibunuh.

Fir’aun adalah seorang raja yang sombong dan angkuh. Rakyat Mesir hidup dalam cengkraman ketakutan dan tidak aman. Pada saat itu, Fir’aun pernah bermimpi bahwa tahta dan kedudukannya akan beralih pada orang-orang Bani Israil. Para tukang tenungnya mengabarkan bahwa pada tahun ini akan lahir seorang bayi laki-laki yang kelak dikemudian hari akan meruntuhkan kekuasaannya. Oleh sebab itu, ia memerintahkan para prajuritnya untuk membunuh bayi-bayi Bani Israil yang lahir pada tahun tersebut.

Ketika Nabi Musa As lahir, orangtuanya berusaha menyelamatkan nyawa puteranya dari incaran prajurit Fir’aun. Allah mengilhamkan ibu nabi Musa untuk memasukkan anaknya (Nabi Musa) ke dalam peti, kemudian dihanyutkan peti tersebut di sungai nil. Ternyata aliran sungai Nil itu mengarah ke istana Fir’aun. Istri Fir’aun yaitu Siti Aisah, melihat peti tersebut dan memeriksanya. Ketika dilihat ternyata ada seorang bayi mungil yang sangat lucu. Istri Fir’aun sangat tertarik untuk memeliharanya sebagai anak.

Saat Nabi Musa beranjak dewasa, Allah menganugerahkan kepadanya pangkat kenabian dan ilmu pengetahuan. Pada suatu hari, Nabi Musa As berjalan-jalan di dalam kota, lalu ia berjumpa dengan dua orang yang berkelahi. Yang satu bangsa Bani Israil (bangsa Nabi Musa) dan yang lainnya dari bangsa Qibthi (bangsa Raja Fir’aun). Melihat hal tersebut, Nabi Musa mencoba mendamaikan keduanya. Tapi orang Bangsa Qibthi tidak mau berdamai. Akhirnya Nabi Musa marah dan memukul orang tersebut sampai mati.

Setelah kejadian itu Nabi Musa menyesali perbuatannya, padahal perbuatan tersebut tidak disengaja. Beliau pun berdoa memohon ampun kepada Allah Swt dan Allah mengampuni dosa Nabi Musa.

Karena khawathir dibunuh Fir’aun, Nabi Musa kemudian lari meninggalkan Mesir. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengejaran yang dilakukan Fir’aun. Selama dalam perjalanan, Nabi Musa As tidak mementukan akan ke mana daerah yang dituju. Saat beristirahat dibawah pohon rindang di daerah Madyan, tiba –tiba Nabi Musa melihat ada sekelompok orang yang akan meminumkan ternaknya dari sebuah mata air (sumur). Sumur tersebut hanya satu. Maka berebutlah orang-orang tersebut untuk menimba air sumur dan meminumkannya kepada ternaknya. Di antara orang-orang yang ada di sekitar sumur tersebut, terlihat ada 2 orang wanita bersaudara sedang menunggu giliran mengambil air dari sumur tersebut.

Karena merasa kasihan, akhirnya Nabi Musa menolong kedua wanita tersebut. Dengan mengambilkan air dan meminumkannya kepada kambing tersebut. Salah satu dari wanita tadi meminta Nabi Musa untuk bertemu dengan ayahnya. Ayah kedua wanita tersebut ternyata adalah Nabi Syu’aib As, seorang nabi dan rasul yang sangat kukuh memegang iman. Setelah lewat pembicaraan dengan Nabi Syu’aib As, akhirnya Nabi Musa tinggal disana.

Pekerjaanya adalah mengembalakan kambing. Tinggal bersama Nabi Syu’aib semakin terasa nikmat dan bahagia, ketika Nabi Musa dinikahkan dengan slah satu putri beliau dengan mahar (mas kawin) menggembalakan kambing selama 10 tahun. Maka 10 tahun Nabi Musa As menuaikan tugasnya mengembala kambing, ia memohon izin kepada Nabi Syu’aib untuk kembali ke Mesir.

Di tengah perjalanan menuju Mesir Nabi Musa As, mendapat wahyu langsung dari Allah dan mendapatkan tugas untuk memberikan peringtan dan memunjukkan jalan kebenaran kepada raja Fir’aun di bukit Thursina. Untuk menghadapi Fir’aun, Allah menganungrahkan mukizat kepada Nabi Musa As. Mukizat itu adalah tongkat Nabi Musa As yang dapat berubah menjadi sebuah ular yang berukuran besar dan tangan Nabi Musa yang Dapat memancarkan cahaya putih yang berkilat bila dimasukkan ke dalam lubang leher bajunya.

Karena keterbatasan cara penyampaian lisan Nabi Musa As, maka beliau meminta kepada Allah Swt agar mengizinkan saudaranya, Harun untuk mendampinginya (menjadi pembantunya) menuaikan tugas menyampaikan kebenaran kepada Fir’aun dan umatnya.

Kemudian berangkatlah Nabi Musa berserta istrinya menuju kerajaan Fir’aun di Mesir. Fir’aun sangat marah ketika bertemu dengan Nabi Musa As yang selama dicari-cari. Nabi Musa As mengajak Fir’aun dan masyarakatnya untuk menyembah Allah Swt dan melaksanakan segala perintahnya. Kesombongan dan keangkuhan Raja Fir’aun telah menutup kebenaran ilahi yang dibawa Nabi Musa As. Pernyataan Nabi Musa dianggap sebagai bualan anak kemarin sore.

Fir’aun menantang Nabi Musa As dengan menyatakan bahwa bila ia seorang nabi dan rasul, maka harus dapat membuktikannya. Fir’aun lalu mengajak Nabi Musa As untukmelawan para tukang sihirnya. Ketika para tukang sihir mengeluarkan tali dan tongkat mereka, maka berubalah tali dan tongkat tersebut menjadi ular. Allah lalu memerintahkan Nabi Musa As untuk melemparkan tongkat yang ada disebelah tangan beliau. Tongkat Nabi Musa tersebut tiba–tiba menjadi seekor ular besar. Ular tersebut menelan semua ular jelmaan para tukang sihir Fir’aun.

Melihat kejadian itu, para tukang sihir Fir’aun sujud tanda menyerah kepada Nabi Musa As serta mempercayai Tuhan Nabi Musa As dan Nabi Harun As. Hal tersebut makin membuat Fir’aun murka. Maka ia memerintahkan para pengawal dan prajuritnya untuk memeriksa dan membunuh orang-orang yang beriman dan mengikuti ajaran Nabi Musa AS. Akhirnya Nabi Musa AS beserta orang-orang yang beriman, melarikan diri dari kota Mesir. Fir’aun dan bala tentaranya mengejar Nabi Musa AS dan rombangannya.

Nabi Musa AS beserta rombongan orang-orang yang beriman telah sampai di dekat Laut Merah. Nabi Musa AS telah tersesak oleh musuh. Mereka dikepung dari berbagai penjuru, kiri , kanan, dan belakang Nabi Musa AS adalah tentara Fir’aun, Semetara itu di depan mereka membantang Laut Merah. Ditengah kebingungan tersebut, Allah memerintahkan Nabi Musa As untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Ketika Nabi Musa As memukulkan tongkatnya ke permukaan laut, maka tersibaklah Laut Merah tersebut terbelah menjadi dua bagian. Terbentanglah jalan menuju seberang.

Akhirnya Nabi Musa As dan rombogan orang-orang yang beriman sampai ke seberang dengan selamat. Pada saat yang bersamaan dengan tibanya Nabi Musa dan rombngan diseberang, Firaun dan balatentaranya yang mengejar Nabi Musa As, akhirnya seluruhnya mati tenggelam di tengah Lautan Merah akibat tertutupnya kembali jalan yang membentang tadi oleh air laut. Demikialah balasan Allah SWt terhadap orang-oarang yang durhaka.

C. Kisah Nabi Isa As.

Nabi Isa adalah nabi ke-24 dari urutan para nabi. Beliau dilahirkan tahun 622 sebelum hijriah sehingga tahun kelahirannya disebut tahun masehi. Nabi Isa As merupakan nabi dan rasul Allah yang lahir dari Maryam binti Imran yang tidak memiliki ayah. Melalui kekuasaan Allah, Nabi a As dilahirkan hanya dengan perantaraan ibu saja, tidak seperti kelahiran manusia biasa yang melalui ibu dan bapaknya dengan cara ruhnya ditiupkan oleh malaikat jibril. Ruh yang suci tersebut kemudian masuk ke dalam kandungan Maryam binti Imran sehingga lahirlah bayi laki-laki yang kelak akan diangkat oleh Allah menjadi seorang nabi dan rasul.

Kaum Nabi Isa As. Dinamakan Bani Israil. Kata Bani Israil sering disebut Yahudi. Istilah Yahudi menunjukkan pada suatu bangsa dan agama. Ajaran agama yang diembannya adalah ajaran Taurat yang telah Allah turunkan kepada Nabi Musa As.

Nabi Isa As diutus oleh Allah Swt ditengah-tengah bangsa Yahudi, untuk menuntun mereka kembali ke jalan yang benar. Ajaran-ajaran beliau tersebut terasa sangat pahit oleh bangsa Yahudi, sehingga mereka menganggap Nabi Isa sebagai pembual danpembohong. Namun ada juga sebagian kecil bangsa Yahudi yang menaati dan mengikuti ajaran beliau. Sahabat-sahabat penolong Nabi Isa As disebut Hawariyyin. Dalam berbagai keadaan ajaran Nabi Isa As yang terkumpul dalam Kitab Injil tetap disampaikan dengan sabar dan penuh kelembutan.

Setiap rasul diberikan kelebihan oleh Allah. Kelebihan yang luar biasa itu dinamakan mukjizat. Mukjizat diberikan kepada nabi dan rasul bertujuan untuk membuktikan kebenaran risalah yang diembannya.

Mukjizat Nabi Isa As adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan burung dari tanah.

2. Dapat menyembuhkanorang buta, penyakit kusta (lepra).

3. Menghidupkan orang yang telah meninggal.

4. Dapat menurunkan makan dari langit, dan sebagainya.

Keteguhan iman Nabi Isa Asam menyampaikan tugas dari Allah Swt ternyata membuat orang-orang Yahudi berupaya untuk menghentikan kegiatan dakwah beliau. Berbagai upaya mereka lakukan, siksaan fisik sering Nabi Isa As dapatkan. Tetapi beliau tetap tabah dalam menjalaninya.

Diantara murid dan sekaligus sahabat dekat Nabi Isa As, ternyata ada yang berkhianat. Orang tersebut bernama Yudas Iskariot. Ia bekerja sama dengan tentara Yunani untuk menangkap dan membunuh Nabi Isa As.

Ketika rumah tempat Nabi Isa As dan para sahabatnya dikepung tentara Yunani, atas izin Allah, wajah Yudas Iskariot diserupakan dengan wajah Nabi Isa As. Sehingga membuat tentara Yunani menangkap Yudas Iskariot, sementara Nabi Isa As sendiri selamat.

Menurut para ulama tafsir, Nabi Isa As diselamatkan oleh Allah dengan jalan mengangkat ruh dan jasadnya sekaligus. Tidak ada yang mustshil bagi Allah Swt. Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Akhirnya Nabi Isa tidak mati terbunuh di kayu salib. Yang disalib sesungguhnya adalah Yudas Iskariot.