Sabtu, 06 Oktober 2018

MONOKROM KEHIDUPAN



Sebuah lukisan hitam putih itu terpasang di suatu galeri di ibu kota. Lukisan yang hanya terdiri dari dua warna ini dijual ratusan ribu rupiah. Harga tersebut belum seberapa. Ada pula lukisan yang terjual jutaan hingga milyaran rupiah. Lukisan itu hanya bergambar beberapa tetes hitam pada kanvas putih. Ini menandakan tidak perlu banyak warna untuk membuat lukisan menjadi indah.

Setiap lukisan mempunyai teknik gambar yang berbeda. Ada yang digambar dengan cara diarsir, dicat, disemprot, dan lain sebagainya. Meskipun tekniknya gambar berbeda, karya tetap dapat indah. Setiap teknik mempunyai ciri khas pada goresan, bentuk, dan tekstur sendiri. Teknik ini yang menimbulkan ciri khas pada lukisan.

Jika dianalogikan dengan kehidupan ini, anggaplah warna adalah setiap kejadian yang dialami manusia sedangkan lukisan adalah gambaran kehidupannya. Untuk menciptakan gambaran kehidupan yang indah, kita tidak perlu menambah sesuatu yang sebetulnya tidak terlalu penting. Terutama hal-hal yang berhubungan dengan duniawi. Banyak orang di luar sana hidup bahagia meskipun keadaannya sederhana. Banyak orang yang tidak bahagia walaupun bergelimang harta, mendapat kedudukan terhormat, ataupun terlihat “sempurna”.

Kita tidak perlu mengikuti teknik gambar orang lain. Buatlah dengan teknik sendiri. Begitu pula dengan manusia sebagai pelukis kehidupan. Setiap orang bersifat unik. Setiap orang mempunyai ciri khas sendiri. Bahkan sepasang kembar pun tidak sama persis. Dari sini kehidupan kita tidak sama dengan yang lainnya karena setiap orang mempunyai cara sendiri untuk melukis kehidupannya. Teknik ini perlu diasah. Tidak ada hasil yang menghianati proses. Adakalanya kita belajar dari kegagalan untuk mendapat kemenangan. Allah berfirman :

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Yusuf : 87).

Untuk membuat gambaran hidup yang indah dengan sedikit warna, kita harus bersyukur atas rahmat  Allah. Bersyukur dengan segala “warna” yang ada pada kehidupan kita. Terkadang warna kehidupan ini bersifat menyenangkan. Ada kalanya “warna” ini bersifat menyedihkan. Itulah hukum alam. Allah Berfirman :

“Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (QS. Az-Zumar: 7).

Saat kita mendapat cobaan atau merasa gagal, ingatlah kita tetap dapat menciptakan kehidupan yang indah dengan cara yang lain. Janganlah putus asa atau merasa rendah diri. Kehidupan itu tidak harus sama dengan yang lainnya. Jadilah diri sendiri. Tetaplah berusaha dan bersyukur dengan keadaan yang ada.